Rabu, 24 September 2008

tersenyumlah dengan hati...

sharing :

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya.
Kelas terakhir yang harus saya ambil adalahSosiologi.
Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang sayaharapkan setiap orang memilikinya.
Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberinama "Smiling"..
Seluruh siswa diminta untuk pergi keluar danmemberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka.
Setelah itu setiap siswadiminta untuk mempresentasikan didepan kelas.
Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.
Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus,untukpergi ke restoran McDonald's yang berada di sekitar kampus...
Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering...!
Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.
Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untukdilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir,dan bahkan orang yang semula antri di belakang saya ikut menyingkir keluardari antrian.
Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketikaberbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir ?
Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, dan... tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tuna wisma yang sangat dekil...!
Saya bingung, dan tidak mampu bergerak samasekali.....
Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek,
yang berdiri lebih dekat dengan saya,dan ia sedang "tersenyum" kearah saya....
Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam... tapi juga memancarkan kasih sayang...! Ia menatap kearah saya, seolah ia meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu...
Ia menyapa"Good day..!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan.
Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya.
Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan lelaki dengan mata biru itu adalah"penolong"nya.
Saya merasa sangat prihatin.. setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka...,dan kami bertiga tiba-2saja sudah sampai didepan counter.
Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada sayaapa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untukmemesanduluan...
Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir... Nona !"
Ternyata dari koin yang terkumpulhanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan direstorandisini,jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh,maka orang harus membeli sesuatu).
Dan tampaknya kedua orang inihanya ingin menghangatkan badan.
Tiba-2 saja saya diserang oleh rasa iba... membuatsaya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu-2lainnya, yang hamper semuanya...sedang mengamati mereka.
Pada saat yangbersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoranitu jugasedang tertuju ke diri saya..., dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya...
Saya baru tersadar setelah petugas di counter itumenyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan.
Saya tersenyum.... dan minta diberikan dua paket makan pagi(diluarpesanan saya) dalam nampan terpisah.
Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanansaya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua lelakiitu untuk beristirahat...
saya letakkan nampan berisi makananitu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil sayaberucap.."makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua...."
Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah ber-kaca2... dan dia hanya mampu berkata"Terima kasih banyak, nyonya...."
Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepukbahunya saya berkata... "Sesungguhnya bukan saya yangmelakukan ini untuk kalian, Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ketelinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian...."
Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasamenahan harudan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak.
Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu....
Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka... dan bergabung dengan suami dan anak saya,yang tidak jauh dari tempat duduk mereka.
Ketika saya duduksuami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata... "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku..., yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dananak-2ku...!"
Kami saling berpegangan tangan beberapa saat...... dan saat itu kami benar-2 bersyukur dan menyadari,bahwa hanya karena'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan'.. untuk dapatberbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.
Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai daritamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya...
mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin'berjabat tangan' dengan kami...
Salah satu diantaranya, seorangbapak, memegangi tangan saya, dan berucap.. "tanganmu initelahmemberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang beradadisini..., jikasuatu saat saya diberi kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami..."
Saya hanya bisa berucap"terimakasih"sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran sayasempatkanuntuk melihat kearah kedua lelaki itu, dan seolah ada'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh kearahkamisambil tersenyum, lalu melambai-2kan tangannya kearah kami...!
Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya dan sekaligus merupakan'berkat' bagisaya..., maupun bagi orang-2 yang ada disekitar saya saat itu.
Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang'Tuhan itu sangatHANGAT dan INDAH sekali...!
Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliahdengan'cerita' ini ditangan saya.
Saya menyerahkan 'paper' sayakepada dosensaya.
Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya sayadipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata,
"Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?"dengan senang hati saya mengiyakan.
Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan paper saya.
Ia mulaimembaca.... para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, danruangankuliah menjadi sunyi...
Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya...
membuat para siswa yang hadir diruangkuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.
Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya..
"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kauakan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummuitu..."
Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku,anakku,guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi.
Saya lulus... dengan 1 pelajaran terbesar yangtidakpernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu :"PENERIMAAN TANPA SYARAT".
Banyak cerita tentang kasih sayang yang ditulis untukbisa diresapi oleh para pembacanya, namun bagi siapa saja yang sempat membaca dan memaknai cerita ini diharapkan dapat mengambil pelajaran bagaimana cara....
MENCINTAI SESAMA, DENGAN MEMANFAATKANSEDIKIT HARTA-BENDA YANG KITA MILIKI..., bukannya... MENCINTAI HARTA-BENDA YANGBUKAN MILIK KITA,... DENGAN MEMANFAATKAN SESAMA...!
Jika anda berpikir bahwa cerita ini telah menyentuhhati anda, teruskan cerita ini kepada orang2 terdekat anda.
Disini ada'malaikat' yang akan menyertai anda, agar setidaknya orang yang membaca cerita ini akan tergerak hatinya untuk bisa berbuat sesuatu(sekecil apapun) bagi sesama... yang sedang membutuhkan ulurantangannya...!
Orang bijak mengatakan : Banyak orang yang datang dan pergi darikehidupanmu..., tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu.
Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu...Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu...!
Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak;
Orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak...!
Tapiorang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya..!
Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka,...
hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya..
Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasilkerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karyaseni....
Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidupcukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri.

Tidak ada komentar: