copied dr blog Wina
karena g merasa ini bnr bgt & hrs bgt bt dilakuin...
Wednesday, 03 March 2010
Coba deh jawab.
Apa sih arti 1 juta?
Makan ke resto sushi 5x?
Tagihan HP 2-3 bulan?
Bensin seminggu? Lebih kali.
Bayar fiskal! Jaman dl sebelum pemegang NPWP bisa gratisan
Ongkos sekeluarga ke mall dlm 1 weekend
Belanja baju sekali ke Factory Outlet
Untuk golongan menengah ke atas, 1 juta itu sekejap! Tapi untuk orang lain, 1 juta itu artinya besaaar sekali...
Gue mohon sekali!
Untuk orang-orang seperti kita. Ini PR yang harus kita lakukan untuk jadi bagian dari : Golongan Menengah Indonesia yang Kuat!
1) Lakukan Financial Check Up
•Mau yang gratisan : liat quick check up di sini
•Ketemu QMPlanner dan duduk bareng mereka selama 1 jam » Telpon Risma : 021-57948040
•Panggil tim QM Financial ke kantormu! Biar kantor buatkan seminar + check up » Telpon Retno : 021-57948040
2) Berdayakan orang lain
•Ajak mbak-mbak, pembantu, babysitter, supir, satpam, tukang kebun untuk buka rekening : Tabunganku. Ada di lebih 70bank + 1000BPR
•Mau lihat uang jadi pinjaman u UKM, cobain lihat ke sini ya : www.sahabatfoundation.org
Buat gue dan tim QMFinancial, PR itu ditambah satu lagi. Kami terlibat dalam sebuah proyek besar dengan Yayasan Sahabat Wanita (YSW).
Akhirnya QMFinancial akan punya program Corporate Social Responsibilty yang nge-gong banget! Sumbangannya bukan berupa uang bergelontoran, tapi betul-betul sesuatu yg "Finance Should be Practical".
Ceritanya adalah, YSW bekerja sama dengan beberapa koperasi wanita. Ternyata banyak banget lho perempuan di negeri ini yang gak mau duduk-duduk aja lihat keuangan keluarganya kekurangan. Mereka pun jadi anggota koperasi, menyimpan dan memberi pinjaman, dan menerima pinjaman kalau punya usaha kecil-kecilan.
Hari ini gue hadir di sebuah pilot project. Memberikan penjelasan bagaimana mengelola uang usaha dan keluarga. Bersama Putra Sampoerna Foundation, kami membuat sebuah buku besar judulnya "Panduan Keuangan Keluarga". Buku ini akan digunakan dalam workshop dengan ibu-ibu koperasi, mudah-mudahan di seluruh negeri ya!
Setelah seminar 1 jam, waktunya gue dan tim untuk duduk bareng ibu-ibu ini. Mereka bisa langsung praktek, mengisi lembaran-lembaran buku panduan.
Pertama mereka harus mengisi "Catatan Keuangan Usaha". Ada omzet, ada pengeluaran. Banyak wiraswasta asyik ngomongin omzet, lupa kl margin laba yang jadi tujuan.
Catatan ini bisa dilakukan harian - untuk pedagang mie, dilakukan per kejadian - untuk perias pengantin, dilakukan per bulan - untuk pengusaha travel atau dilakukan per tahun - untuk pemilik rumah petak.
Hasilnya sama.
Penjualan (Omzet) - Pengeluaran = Laba/Rugi.
Kalau sudah ada Laba, harus diapain? Bagi menjadi : "gaji" dan "tabungan modal usaha".
Jangan berasa gaya dulu jadi wirausahawan kalau gak bisa "gajian" dari usahanya.
Tabel : Catatan Keuangan Usaha
(Download disini, 29KB)
Berikutnya, para ibu-ibu ini harus memindahkan "gaji" nya dari Catatan Keuangan Usaha ke Catatan Keuangan Keluarga.
Di sini, catatkan apa saja penghasilan dan pengeluaran keluarga. Berarti sekarang ada sisa lagi. Sisa ini harus dibagikan dalam pos-pos tabungan. Bisa jadi modal usaha, pendidikan anak, dana kesehatan, sampai tabungan untuk naik haji.
Tabel : Catatan Keuangan Keluarga
(Download disini, 29KB )
Sederhana, praktis.
Salah satu ibu menunjukkan keuangannya sama gue. Dia berjualan kue bawang (whatever that is! Sumpah gue gak kebayang kue nya kayak apa hehe)
Selama ini Ibu Saedah (sebut saja namanya begitu) tidak pernah memisahkan pengeluaran jualan kue ini. Hari ini gue dan Ibu Saedah asyik berhitung berapa sebetulnya omzet dan pengeluaran dagangan kue itu. Ternyata hasilnya, setelah ditarik jadi gaji dan tabungan modal usaha, dikurangi pengeluaran keluarga, Ibu Saedah masih punya sisa! Rp 80.000 per bulan.
Rp 80.000 x 12 = Rp 960.000
Hampir 1 juta!
Ibu Saedah melongo. Gak terbayang punya simpanan sebesar itu. Gue colek si ibu.
"Bu, ingat ya ini cuma di atas kertas. Jadi harus dikerjain. Jadi setiap bulan, uang sisa Rp 80.000 nya mana? Masukin ke amplop ini ya bu!"
"Bisa ya mbak 1juta dalam 1tahun?"
"Bisa bu! Tapi dikerjain beneran. Duitnya mana? Masukin dalam amplop. Beneran ditabungin ya Bu!"
Gue belum pernah lihat sinar mata secerah sinar mata Ibu Saedah hari ini.
Sambil berjalan pulang, dari jauh si Ibu dadah-dadah dan berteriak dengan riang gembira:
"Mbak! 1 juta dalam satu tahun ya!"
Gue berusaha keras menyembunyikan tangis haru...
Finance Should be Practical
Ligwina Hananto
2 komentar:
bahkan banyak yg bilang 1 M di indo sekarang udh gx banyak berarti ce:(
hehe..tp buat aku si 1 M berarti rmh yg bagus cid..hehe
gila ya ibu tkg kue itu...
Posting Komentar